World Without Jobs..? Nothing!

2/25/2015 04:39:00 AM 0 Comments

Steve Jobs, mereka yang akrab dengan dunia teknologi pasti tak asing dengan nama ini. Ya, dia adalah sosok penting di balik kesuksesan Apple.

Kini, meski Jobs sudah tiada sejak empat tahun silam, nama Jobs tak bisa dilupakan begitu saja. Bahkan Jobs masih kerap muncul di berbagai headline media teknologi, padahal ia sudah wafat pada tahun 2011 silam.

Sebegitu kuatkah efek Jobs? Ya, pesona pendiri Apple itu memang sulit dibandingkan. Alhasil, ketika yang bersangkutan telah tiada, namanya masih disebut di mana-mana. Hal ini pun sampai bikin orang penasaran, akan seperti apa dunia jika tanpa Steve Jobs?

Apple tidak akan ada! Ya, itulah yang paling mungkin terjadi jika Jobs tak pernah lahir ke dunia. Memang, sejarah mencatat bahwa Apple didirikan oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak. Namun bukan bermaksud mengecilkan Wozniak, peran Jobs harus diakui lebih dominan di dalam kemunculan Apple.

Hal ini bisa dilihat pada film 'Jobs' yang diperankan oleh Ashton Kutcher, Jobs begitu antusias untuk meyakinkan Wozniak dan kejeniusannya agar membangun perusahaan sendiri.

Coba bayangkan, jika saat itu Wozniak tak mengenal Jobs -- ataupun sebaliknya -- yang pasti tak akan ada Apple yang artinya juga tak akan pernah ada Macintosh, iMac, iTunes, iPhone ataupun iPad.

Di industri musik dan film, Jobs juga punya peran yang tak kalah penting. Yakni lewat layanan iTunes yang mampu merevolusi industri musik sampai hari ini. Musik digital yang dibawa oleh iPod dan teman-temannya sukses menyingkirkan CD di bisnis musik.

Jobs juga merupakan salah satu pendiri Pixar. Ini merupakan perusahaan animasi yang diakuisisi Disney. Jobs pun pernah menduduki kursi Direksi Pixar. Kolaborasi Disney dan Pixar ini kemudian melahirkan film-film animasi populer seperti Toy Story, Monster Inc, Cars sampai Finding Nemo.

Banyak lagi sejatinya kontribusi Jobs di jagat teknologi yang tak bisa disebutkan satu per satu. Sayang, Jobs kini sudah menghadap ke Sang Pencipta. Jika masih hidup, sosok yang identik dengan jeans biru dan sepatu kets itu seharusnya hari ini genap berumur 60 tahun. Selamat ulang tahun, Jobs!
(detikINET by DAVID)

0 komentar:

2/25/2015 04:35:00 AM 0 Comments

0 komentar:

Ngiklan di Facebook Makin Mahal

2/25/2015 03:57:00 AM 0 Comments

Iklan mobile dan kampanye marketing melalui media sosial kini jadi pilihan sebagian besar brand. Namun mereka tidak mau terus menerus bergantung mengiklan pada media sosial seperti Facebook dan Twitter.

"Trennya sekarang adalah, brand sedang ingin punya media sendiri. Karena setiap tahun brand ini melihat pengeluaran advertising mereka untuk mobile di Facebook Twitter makin naik terus," kata CEO aplikasi pembaca konten Kurio, David Wayne Ika saat mengobrol dengan sejumlah media di Pacific Place, Rabu (25/2/2015).

Dikatakannya, karena tujuan para brand mengalokasikan budget khusus untuk kampanye marketing di media sosial,pada intinya adalah meningkatkan eksistensi dan kesadaran konsumen akan brand mereka.

"Supaya orang ngeh iklannya, dia ngeklik dan trafiknya masuk ke dia. Daripada mereka terus spending budget mereka di iklan, mereka lebih banyak sisihkan budget mereka untuk build their own asset," ujarnya.

David memberikan contoh sukses brand produk kecantikan asal Amerika Serikat Loreal. Brand tersebut membuat website kecantikan yang menarik, dan para pengaksesnya tidak merasa dijejali iklan atau kampanye marketing.

"Jadi kalau orang masuk ke situsnya itu, they just look like misalnya Cosmopolitan. Gak berasa kalau itu punya sebuah brand karena isinya soal lifestyle, kecantikan. Jadi itu trennya sekarang, istilahnya nyicil untuk aset media. Karena gak selamanya mereka akan ketergantungan sama Facebook dan Twitter," jelasnya.

Kurio sendiri, meski memperkenalkan diri sebagai news app, namun ke depannya akan memperluas kontennya agar lebih variatif, termasuk menggandeng konten dari brand.

"Kami memang lebih mudah memperkenalkan diri sebagai news app awalnya. Tapi nantinya konten kami akan lebih banyak. Kurio ingin jadi platform distribusi untuk konten publisher, brand, blogger, komunitas dan banyak lagi," katanya.

Mengingat Kurio nantinya juga akan memfasilitasi konten dari brand, bukan tidak mungkin aplikasi yang baru dirilis Januari tahun lalu ini juga bakal bersaing dengan iklan di Facebook dan Twitter.

"Karena spacenya mobile, ya. Pelan-pelan bakal kesitu. Spending dari brand itu sekarang untuk advertising ke mobile. Revenue Facebook, Twitter, Google itu kan banyak di-drive dari iklan mobile," simpulnya
(detikINET by DAVID)

0 komentar:

Oppo Siap Hadapi Regulasi 2017

2/25/2015 03:52:00 AM 0 Comments

Sebagai salah satu produsen di pasar gadget Tanah Air, Oppo menyambut baik aturan pemerintah soal TKDN (Total Kandungan Dalam Negeri) sebesar 40% bagi ponsel 4G. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan pabrik perakitan ponsel di Indonesia yang sudah direncanakan sejak tahun 2014.

Kini pabrik yang terletak di kawasan Mauk, Tangerang, Banten itu dikatakan hampir siap beroperasi. "Bangunan sudah jadi, tinggal menunggu mesin yang akan didatangkan dalam satu sampai dua bulan mendatang," ujar Aryo Meidianto A. Media Engagement PT. Indonesia Oppo Electronics di Meradelima Resto, Jakarta (25/2/2015).

Oppo sendiri menargetkan pabrik yang memiliki luas 2,7 hektar itu dapat beroperasi pada bulan April 2015.

"Selain menunggu mesin, kami juga sedang dalam tahap perekrutan karyawan," tambah Aryo. Untuk jumlah pastinya sendiri Aryo mengaku belum tahu, tapi pabrik tersebut diperkirakan akan menampung karyawan sebanyak 1000 karyawan.

"Intinya pabrik itu dibangun untuk memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait penjualan ponsel kami di Indonesia. Kalau tidak ada investasi di Indonesia, mungkin kami akan sulit untuk memasukkan produk kami di sini," papar Aryo.

Terkait pabrik ponselnya di Tangerang, vendor asal Tingkok ini telah mengucurkan dana hingga USD 30 juta untuk merealisasikan proyek ambisiusnya tersebut.

Untuk jumlah mesinnya sendiri Aryo memperkirakan sedikitnya terdapat 10 line, di mana 1 line-nya ditargetkan untuk memproduksi 500 ribu unit dalam sebulan.

Kendati aturan TKDN 40% baru akan diterapkan tahun 2017, Aryo mengatakan Oppo saat ini sudah hampir menyentuh angka TKDN 25%. "Angka tersebut termasuk pabrik, tenaga kerja, software, serta beberapa komponen hardware," ucap pria berkacamata itu.

Aryo mengatakan jika Oppo ingin menggandeng lebih banyak mitra lokal untuk mendongkrak nilai TKDN, salah satunya kerja sama dengan developer aplikasi lokal. Oppo juga mengklaim pihaknya sudah mendirikan 30 service centre mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Harapan kami semua dengan berdirinya pabrik tersebut, produk-produk premium kami bisa diproduksi di Indonesia. Hanya saja kami butuh waktu," pungkasnya.
(detikINET by DAVID)

0 komentar:

XL Axiata Rombak Jaringan Demi Kecepatan

2/25/2015 03:44:00 AM 0 Comments

XL Axiata akan melanjutkan program transformasi jaringan dengan memperluas cakupannya ke sejumlah kota, baik di pulau Jawa, dan juga luar Jawa.

Program transformasi jaringan ini sudah dimulai oleh XL sejak Oktober 2013, yaitu di Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Malang.

Kota-kota besar di luar Jawa yang akan kebagian transformasi jaringan ini antara lain Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin, dan Mataram. Sementara kota di pulau Jawa yang jadi prioritas XL adalah Serang, Pandeglang, Semarang, Yogyakarta, dan Sidoarjo.

Sekadar informasi, salah satu efek dari transformasi jaringan ini adalah koneksi internet yang diklaim lebih gegas, dan cakupan sinyal yang lebih luas.

Contohnya di Bogor, Surabaya, dan Malang, di mana XL telah menyelesaikan transformasi jaringannya. Di kota-kota itu, setidaknya 97% areanya sudah ditopang oleh BTS 3G, dengan kecepatan akses data rata-rata sebesar 1,1 Mbps, dan diklaim tak ada paket data yang drop.

Ke depannya, program ini diharapkan bisa membuat kecepatan akses data rata-rata menjadi 5 Mbps, juga peningkatan layanan voice, serta SMS.

Sementara untuk kota seperti Bandung dan Denpasar, yang transformasinya sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu, diklaim sudah mencapai angka 92% selesai.

Perbedaan antara transformasi jaringan dulu dan sekarang adalah, XL kini melakukannya secara in-house.

Pada tahun 2014 XL menggandeng Ericsson dan Huawei untuk melakukan transformasi jaringan. Namun pada tahun 2015 ini transformasi jaringan tersebut tak lagi dilakukan dengan menggandeng para vendor tersebut.

"Kali ini transformasinya dikerjakan secara in-house, kami sudah belajar untuk melakukan transformasi ini. Tahun 2014 kan masih menggandeng Ericsson dan Huawei, nilai investasinya sekitar Rp 300 miliar," ujar Ongki Kurniawan, Direktur Management Service XL saat melepas rombongan XL Media Gathering di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (25/2/2014).
(detikINET by DAVID)

0 komentar:

Kurio Pesaing Flipboard

2/25/2015 03:41:00 AM 0 Comments

Jika Anda senang membaca konten bervariasi hanya dari satu aplikasi, ada satu hasil karya developer lokal yang bisa dicoba. Kurio, aplikasi mirip Flipboard dan sejenisnya yang ingin membuat penggunanya rajin membaca dan penasaran mencari informasi.

“Kurio itu awalnya dari curious yang merupakan akar kata dari curiosity, berarti penasaran. Tapi kan kepanjangan kalau curiousity. Jadi Curio, di Indonesia-in jadi Kurio,” kata David Wayne Ika, CEO sekaligus Founder Kurio saat ditanya mengenai asal mula penamaan aplikasinya yang terdengar seperti bahasa Jepang.

Beranjak dari sini, Kurio ingin membuat pengguna Indonesia selalu penasaran dengan informasi dan ikut mendukung budaya gemar membaca melalui aplikasi. Di Kurio, pengguna bisa menemukan konten yang bisa dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. User bisa menentukan konten apa yang ingin dibaca, menjelajah berbagai pilihan dan memilih beberapa topik untuk secara rutin dibaca.

Tak hanya fokus pada konten berita, tetapi juga berbagai informasi menarik seperti startup, content marketing, digital marketing, media sosial, dan lain-lain. Bahkan ke depannya, dikatakan David aplikasinya ingin tak sekadar menampilkan berita dari news portal.

“Memang kalau untuk pertama lebih mudah kita memperkenalkan sebagai news app ketimbang harus menjelaskan panjang lebar. Tapi ke depannya kita gak hanya news, tetapi kita ingin juga menjadi platform bagi publisher, brand, advertiser, blogger untuk mereka menampilkan konten mereka di kita,” ujarnya.

Kurio mengadopsi pengalaman membaca seperti di majalah dengan user interface khas berupa kipas warna warni. Di kipas ini tertera pilihan konten atau kategori. Namun tampilan kipas ini berlaku di smartphone. Untuk Kurio versi tablet, tampilannya berbeda, kipas warna-warni ditampilkan berjajar dari atas ke bawah.

Resmi dirilis Januari tahun lalu, aplikasi di Android dan iOS ini ingin melebarkan sayap dengan menggandeng lebih banyak publisher. Sejumlah portal dan brand juga digandengnya untuk menyajikan konten di Kurio.

Namun David tidak menyebutkan ada berapa mitra yang sudah bekerjasama dengan aplikasi ini. Yang jelas, dengan kehadiran versi tabletnya yang akan dirilis pada pertengahan Maret, Kurio ingin menambah jumlah pengguna.

“Saat ini di smartphone sudah 100 ribu download. Dalam 12 bulan ke depan kita targetkan ada 1 juta pengguna total smartphone dan tablet. Karena kita untuk sampai di 100 ribu ini masih tanpa marketing jadi ya kira-kira bisa target segitu,” ujarnya optimistis.
(detikINET by DAVID)

0 komentar: