Xiaomi Tak Sabar Bangun Pabrik di India

3/14/2015 04:47:00 AM 0 Comments

http://images.detik.com/content/2015/03/14/317/133804_apa.jpgJakarta - India sepertinya menjadi 'anak emas' Xiaomi. Produsen smartphone asal China ini memastikan berinvestasi lebih banyak dan akan mulai produksi handset di negeri itu yang ditargetkan sekitar setahun lagi setelah persiapan selesai.

Xiaomi masuk ke pasar India pada Juli tahun lalu dan sukses besar. Dalam lima bulan, penjualan mereka tembus sekitar sejuta unit. Tak hanya sekadar pabrik, mereka juga akan mendirikan pusat riset di sana.

"Kami ingin berinvestasi lebih dalam di pasar ini, kami ingin memiliki riset dan pengembangan signifikan yang dilakukan di sini, bukan hanya untuk pasar India tapi untuk seluruh dunia," ucap Hugo Barra, Vice President of International Operations Xiaomi yang detikINET kutip dari Reuters, Sabtu (14/3/2015).

Saat ini, Xiaomi sedang mengevaluasi lokasi yang layak untuk mendirikan pusat manufaktur di india. Mereka mendiskusikannya dengan mitra lokal dan pemerintah. Prosesnya diperkirakan memakan waktu sedikitnya setahun.

Barra tidak mengatakan seberapa banyak investasi yang akan dikucurkan Xiaomi untuk India. Ia hanya menegaskan kalau pasar India sangat penting bagi Xiaomi.

"Poin fundamental adalah kami ingin membuat produk yang berakar kuat di India karena negara ini adalah pasar sangat penting bagi kami dan tidak ada yang lebih powerful ketimbang menjadi pemain bisnis lokal," katanya, menambahkan bahwa ada kemungkinan India akan menjadi pusat ekspor bagi Xiaomi.

Saat ini, Xiaomi berjualan online di India melalui website Flipkart. Tapi mereka juga berencana membuka toko fisik sampai 100 lokasi di India tahun ini. Namun mungkin toko tersebut hanya untuk menjajal produk Xiaomi saja sedangkan penjualan tetap lebih banyak dilakukan online.

Memastikan ingin membangun pabrik di India, sejauh ini belum ada komentar Xiaomi soal apakah mereka juga akan melakukannya di Indonesia. Seperti diketahui, mulai Januari 2017, smartphone 4G yang dipasarkan di Indonesia harus memiliki sedikitnya 40% tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN.

0 komentar: