Prediksi Engine and Transmission Mobil 2017

1/02/2015 04:25:00 AM 0 Comments

Pabrikan otomotif sering dituding menjadi penyumbang emisi gas buang yang besar. Menyikapi hal itu mereka kian memikirkan alternatif untuk produk yang ramah lingkungan. Mulai dari pengembangan mobil dengan mesin yang lebih irit, mobil hybrid hingga mobil listrik sudah mulai dilakukan pemain industri otomotif.

Penelitian dari Navigant Research yang dikutip laman Gas 2, Kamis (1/1/2015) memprediksi, sebagian besar mobil yang terjual pada 2017 akan mengusung teknologi di luar mesin bensin konvensional. Hal itu diyakini karena semakin maraknya perkembangan teknologi dan usaha penghijauan alam.

Tapi, itu bukan berarti mobil-mobil listrik akan menguasai pasar otomotif. Menurut Navigant, banyak mobil akan memiliki mesin turbocharged, supercharged atau compound turbocharged dan akan lebih banyak lagi mobil hybrid yang menggabungkan mesin bakar dengan motor listrik.

Penyebab pergeseran kecenderungan ini sudah jelas merupakan langkah sederhana untuk memenuhi kebijakan standar emisi di pasar global yang kian ketat.

Selain itu, efisiensi bahan bakar juga menjadi pikiran utama yang harus dikembangkan pada mobil masa depan. Bahan bakar alternatif seperti gas alam yang terkompresi (CNG) propana juga akan meramaikan pasar otomotif masa depan.

"Nantinya tidak ada teknologi tunggal lagi yang akan mendominasi peningkatan efisiensi bahan bakar selama periode proyeksi hingga 2025. Fokusnya akan pada perbaikan bertahap pada mesin dan transmisi, dibarengi dengan pengurangan bobot kendaraan sebanyak mungkin," kata Analis Peneliti Senior Navigant Research David Alexander.

Navigant memperkirakan, banyak produsen otomotif yang akan mengembangkan teknologi stop-start untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan emisi yang lebih rendah. Sistem ini secara otomatis bisa mematikan mesin ketika kendaraan sedang berhenti. Ketika pengemudinya mulai menginjak pedal gas, mesin secara otomatis akan kembali hidup dan mobil bisa berjalan seperti keadaan normal.

Navigant mengatakan, sistem stop-start ini akan menjadi sebuah bentuk regenerasi energi. Dengan begitu, mobil di masa depan akan lebih ringan tanpa perlu menggendong baterai yang berat, besar dan mahal.

0 komentar: