Dolar Melejit, Mungkinkah Harga Motor Naik?

3/12/2015 06:48:00 AM 0 Comments

 
Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang telah menyentuh Rp 13 ribu lebih per dolar, membuat pabrikan sepeda motor mengkaji dampaknya terhadap biaya produksi yang berujung kepada harga jual. Terlebih nilai tukar sebesar itu telah melebihi nilai tukar yang disepakati antara pabrikan dengan pemasok komponen.

“Tentu saja kami sedang mengkajinya (kemungkinan dampak terhadap biaya produksi dan harga jual). Karena harus diakui, kondisi seperti ini sudah cukup berat,” tutur Deputy Head of Corporate Communication PT Astra Honda Motor, Ahmad Muhibbuddin, saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Pernyataan senada diungkapkan Asisten Geneeral Manager Marketing PT Yamaha Motor Manufacturing Indonesia, Mohammad Masykur. “Mengenai dampaknya terhadap biaya produksi, kami perlu menghitungnya terlebih dahulu,” tuturnya.

Namun, Masykur mengaku belum mengetahui apakah akan ada kenaikan harga akibat dari nilai tukar rupiah yang melemah. “(Soal nilai tukar) kami mempunyai kesepakatan dengan pemasok (komponen) untuk (besaran) nilai tukar itu. Memang saat ini sudah mekebihi dari nilai kesepakatan,” ujar Masykur.

Sementara, Muhib menegaskan kendati saat ini pihaknya tengah mengkaji berbagai dampak melemahnya nilai tukar rupiah termasuk terhadap harga jual, namun diusahakan sebisa mungkin untuk menghindarinya. Selain telah mengerek harga beberapa model pada Februari lalu, Honda juga melihat dari kepentingan konsumen.

“Kami tidak hanya melihat dari sudut pandang kami (untuk mengerek harga), tetapi juga dari sisi konsumen. Sehingga sebisa mungkin tidak (menaikan harga),” ucapnya.

Baik Muhib maupun Masykur mengakui kondisi saat ini memberatkan pemasok dan pabrikan. Maklum, meski 90 persen lebih komponen motor dibuat di dalam negeri oleh pemasok, namun bahan bakunya masih diimpor.

0 komentar: